MAAFKAN
AKU SHOBAT…
Gedung – gedung pencakar langit
berjajar, macet dan tugu monas. Yaa… siapa yang tidak tahu tempat itu, Benar…
Jakarta , ibu kota Negara kita yang tercinta ini. Kenalkan namaku Alya
Ramadhani. Aku lahir di bandung tapi aku tinggal di Jakarta sejak umur 7 bulan.
Dan ketika aku beranjak umur 5 tahun, ayah dan bunda membawa aku pulan ke
kampong halaman yaitu ke Bandung. Sehari – hari aku bermain dengan anak – anak
kampong. Mereka semua baik dan ramah. Hal itulah yang membuat aku nyaman dan
betah di sini.
Hari ini adalah hari pertamaku
sebagai generasi putih biru. Aku begitu bahagia, karena tak lama lagi aku
mendapat teman baru. Jam dinding sudah menunjukka pukul 06.30 saatnya untuk aku
berangkat ke sekolah. Aku berangkat ke sekolah bersama ayah dengan menggunakan
mobil. Dan tak lama kemudian kami pun sampai. SMP Negeri 01 Bandung tulisa itu
terlihat jelas di gerbang sekolah.
“ ayah.., alya
pamit yaa .. , Assalamualaikum “ pamit ku pada ayah sambil mencium tangannya
“ iyaa nak.. !
belajarlah yang rajin “ jawab ayahku dengan lembut.
Perlahan aku pun mmemasuki sekolah
baruku itu. kelas 7C itu adalah kelasku sekarang. Akupun masuk kedalam dan
duduk di deretan paling depan. Aku berkenalan dengan seorang gadis sebayaku.
Dia bernama Elma. Dia sangat baik dan ramah padaku.
Hari semakin hari , pertemanan kita
semakin akrab. Atau bias dibilang kami sudah menjadi sahabat. Susah senang kami
lalui bersama. Jam istirahat pun tiba. Semua siswa berhamburan keluar kelas,
termasuk aku dan sahabatku, kami memutuskan untuk pergi ke kantin.
@Kantin
“ Al , kamu mau
pesen apa? Biar aku yang pesenin “ ucap Elma padaku
“ aku pesen bakso
sama es teh manis aja deh .. ! “ jawabku
“ Okee.. !! aku
pesenin dulu yaa “ ucap Elma sambil beranjak pergi dan memesan makanan.
Tak lama Elma pun datang denga 2
mangkuk bakso dan 2 gelas es teh manis. Tanpa basa basi pun aku segera
melahapnya. Sedangkan Elma hanya terdiam dan memainkan sendok dan garpu yang
dia pegang.
“ El kamu kenapa ?
kok gak dimakan ?? “ tanyaku pada Elma
“ Gak Al.., aku
gapapa. “ ucap Elma sambil tersenyum
Saat aku perhatikan , wajah elma
pucat. Tapi setelah aku Tanya lagi dia hanya menjawab bahwa dia tidak apa –
apa. Bel tanda masuk kelas pun berbunyi,
aku mengajak Elma untuk ke kelas. Tiba – tiba Elma jatuh pingsan dengan
darah segar yang mengalir dari hidungnya. Yaa Tuhann… ada apa dengan sahabatku
?
Semua temanku di kantin,membantu
membopong Elma. Pak guru menyerahkan agar Elma di bawa kerumah sakit. Segera
kami membawa elma ke rumah sakit sambil berlari dengan mendorong ranjang
pasien, Aku terus saja menangis dan berdo’a berharap tidak terjadi sesuatu yang
buruk pada Elma, sahabatku.
Cukup lama Dokter memeriksa Elma. Kami semua menunggu harap- harap cemas. Ayah dan Ibu Elma juga ada di rumah sakit. Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang UGD.
Cukup lama Dokter memeriksa Elma. Kami semua menunggu harap- harap cemas. Ayah dan Ibu Elma juga ada di rumah sakit. Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang UGD.
“Dok…..,bagaimana
keadaan anak saya?”. Tanya ayah Elma pada Dokter.
“Begini pak, anak Bapak menderita penyakit Leukimia stadium tiga”. Jelas Dokter.
Deg…………….!! “Ya Tuhan ada apa dengan sahabatku Elma. Mengapa bisa secepat ini.Aku saja tidak tahu bahwa dia menderita penyakit separah ini”. Semua orang disana hanya terdiam. Mereka begitu kaget atas apa yang menimpa Elma.
Singkat cerita, Aku dan Elma kini sudah duduk di bangku kelas tiga, selama itu pula Elma sering bolak balik masuk Rumah sakit.Keadaan tubuh Elma jug semakin kurus,rambut panjangnya perlahan mulai rontok, sungguh hatiku tidak tega melihat dia seperti ini. Ujian Nasional pun sudah ada di depan mata.
Sore hari di rumah. Aku sedang membaca buku di Kamar, tiba-tiba hp ku berbunyi, dan tertera nama Ibu Elma di layarnya. Aku pun mengangkat telefon nya , seketika air mataku jatuh setelah aku tahu bahwa penyakit Elma semakin parah.Dan dia akan di bawa ke Rumah sakit di Singapore. Aku pun segera bangkit dan berlari untuk pergi ke Rumah Elma.Aku ingin ada di sampingnya,aku inin terus bersamanya.
Namun, saat aku hendak keluar Rumah , Bunda menahan langkah kakiku.Bunda tidak memperbolehkan Aku kesana. Karena Rumah sakit tempat Elma dirawat jauh dari Rumah dan lagi besok Aku akan menghadapi Ujian Nasional. Bunda menyuruh aku untuk tetap berada di Rumah, dengan terpaksa Aku menuruti ucapan Bunda.
“Begini pak, anak Bapak menderita penyakit Leukimia stadium tiga”. Jelas Dokter.
Deg…………….!! “Ya Tuhan ada apa dengan sahabatku Elma. Mengapa bisa secepat ini.Aku saja tidak tahu bahwa dia menderita penyakit separah ini”. Semua orang disana hanya terdiam. Mereka begitu kaget atas apa yang menimpa Elma.
Singkat cerita, Aku dan Elma kini sudah duduk di bangku kelas tiga, selama itu pula Elma sering bolak balik masuk Rumah sakit.Keadaan tubuh Elma jug semakin kurus,rambut panjangnya perlahan mulai rontok, sungguh hatiku tidak tega melihat dia seperti ini. Ujian Nasional pun sudah ada di depan mata.
Sore hari di rumah. Aku sedang membaca buku di Kamar, tiba-tiba hp ku berbunyi, dan tertera nama Ibu Elma di layarnya. Aku pun mengangkat telefon nya , seketika air mataku jatuh setelah aku tahu bahwa penyakit Elma semakin parah.Dan dia akan di bawa ke Rumah sakit di Singapore. Aku pun segera bangkit dan berlari untuk pergi ke Rumah Elma.Aku ingin ada di sampingnya,aku inin terus bersamanya.
Namun, saat aku hendak keluar Rumah , Bunda menahan langkah kakiku.Bunda tidak memperbolehkan Aku kesana. Karena Rumah sakit tempat Elma dirawat jauh dari Rumah dan lagi besok Aku akan menghadapi Ujian Nasional. Bunda menyuruh aku untuk tetap berada di Rumah, dengan terpaksa Aku menuruti ucapan Bunda.
Di dalam Kamar. Aku tidak bias
berkonsentrasi untuk belajar. Aku terus saja menangis dan memikirkan bagaimana
keadaan Elma di sana, pikiran dan hatiku pun tidak tenang. Namun di
kegelisahanku Aku terus saja berdo’a kepada Allah Tuhanku.
Esok pagipun tiba. Hari ini aku bersiap berangkat sekolah dan hari ini pertama Ujian Nasional. Tiba-tiba hp ku berbunyi, Aku pun mengangkatnya dan ternyata telephone dari Ibu Elma. Seketika Hp yang Aku pegang jatuh ke lantai saat Aku tahu bahwa Elma sudah tidak ada. Dia sudah meninggal,butiran Kristal bening mengalir deras si pipiku. Aku masih belum percaya bahwa Sahabat karibku pergi meninggalkan Aku untuk selamanya. Bahkan saat hembusan nafasnya yang terakhir Aku tidak bias disampingnya.
“Elmaaa……!!!!!!, maafin Aku,Aku tidak bias ada disampingmu bahkan disaat hembusan nafasmu yang terakhir,hiks..!!, Aku memang Sahabat yang tidak berguna, hiks…!, maafin aku Elma……”. Isakku.
“Ya Tuhan,mengapa kau ambil Sahabatku begitu cepat. Aku sangat menyesal tidak berada disampingnya. Aku terus saja menyalahkan diriku sendiri.” Elma sahabatku semoga kamu bahagia di sana, Aku disini selalu mendoakanmu, Aku tidak akan melupakan semua kenanganku bersamamu, Wahai Sahabat baikku……”
Esok pagipun tiba. Hari ini aku bersiap berangkat sekolah dan hari ini pertama Ujian Nasional. Tiba-tiba hp ku berbunyi, Aku pun mengangkatnya dan ternyata telephone dari Ibu Elma. Seketika Hp yang Aku pegang jatuh ke lantai saat Aku tahu bahwa Elma sudah tidak ada. Dia sudah meninggal,butiran Kristal bening mengalir deras si pipiku. Aku masih belum percaya bahwa Sahabat karibku pergi meninggalkan Aku untuk selamanya. Bahkan saat hembusan nafasnya yang terakhir Aku tidak bias disampingnya.
“Elmaaa……!!!!!!, maafin Aku,Aku tidak bias ada disampingmu bahkan disaat hembusan nafasmu yang terakhir,hiks..!!, Aku memang Sahabat yang tidak berguna, hiks…!, maafin aku Elma……”. Isakku.
“Ya Tuhan,mengapa kau ambil Sahabatku begitu cepat. Aku sangat menyesal tidak berada disampingnya. Aku terus saja menyalahkan diriku sendiri.” Elma sahabatku semoga kamu bahagia di sana, Aku disini selalu mendoakanmu, Aku tidak akan melupakan semua kenanganku bersamamu, Wahai Sahabat baikku……”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar