Cerpen
Kehendak Yang Baik Namun Salah
Pada
suatu hari terdengarlah suara tangisan dari seorang perempuan karena merasa
bersalahnya kepada sang suami.
Dua belas tahun sudah ia hidup bersama
dengan suaminya namun mereka tak juga dikaruniai seorang anak.sang istri
berkata kepada suamiya”mas,maafkan aku,aku tidak bisa menjadi seorang istri
yang baik dan bisa membahagiakanmu,aku sudah gagal mas.aku rela apabila mas mau
mencari wanita lain untuk mas nikahi”menarik nafas sang suami menanggapi
perkataan istrinya “untuk apa kamu bilang seperti itu?aku tidak pernah merasa
kecewa ataupun marah ketika kita sudah bertahun-tahun bersama akan tetapi hasil
cinta kita belum berbuah,mungkin memang ini yang terbaik buat kita,TUHAN belum
mengaruniai kita anak karna tuhan tau mungkin kita belum sanggup untuk menjaga
dan merawat ciptaannya”.sang istri hanya bisa diam mendengar tanggapan sang
suaminya.
Setiap
hari tak ada yang direnungkan sang istri,hanya rasa bersalahnyalah yang selalu
ada dibenaknya sehingga ia mempunyai niat untuk menghindar dan menjauh dari
suaminya dengan maksud agar suaminya resah dan jenuh sehingga ada keinginan
untuk menikah lagi,akan tetapi karena kuatnya cinta sang suami sikap dan niat
istrinyapun ia abaikan.
Sehingga
pada suatu pagi ketika mereka hendak sarapan,sang istri berkata lagi pada sang
suami”mas,aku sadar mas tidak akan bahagia dengan pernikahan kita tanpa adanya
buah hasil dari cinta kita,aku mau mas sekarang menikah lagi supaya mas bisa
mempunyai seorang anak,aku rela mas meskipun anak itu terlahir dari perempuan
lain aku terima”. Sekarang sang suami tidak bisa menyanggah ataupun menanggapi
dari keinginan sang istri yang sangat kuat itu.”pergilah mas,cari wanita yang
bisa mas nikahi dan bisa memberikan mas anak”lagi-lagi sang istri berkata.
Tidak
ada lagi yang bisa dilakukan sang suami,karena cintanya yang sangat besar
kepada istrinya dan tidak mau istrinya terus-terusan menangis maka ia akan
memenuhi dan mengabulkan permintaan sang istri.
Pada
suatu ketika akhirnya sang suami menemukan perempuan yang bernama Ranty dan
iapun mau menjadi istrinya serta mau menyerahkan bayinya kepada suaminya
bersama istri yang sudah diketahui sebelumnya. Mereka tinggal dalam satu
rumah,sang istri sangat akrab dengan ranty apalagi ia sudah tau bahwa Ranty
sekarang sudah mengandung anak dari suaminya.
sang
istri rela melakukan dan mengabulkan setiap apa yang dinginkan oleh Ranty demi
keselamatan dan kesehatan janin yang ada pada kandungan Ranty. Sang suami hanya
bisa melihat apa yang dilakukan istrinya kepada istri keduanya itu.
Sembilan
bulan sudah Ranty hamil dan akhirnya ia melahirkan di salah satu rumah sakit
yang terletak di kawasan tempat mereka tinggal. Betapa bahagianya sang suami
dan istrinya melihat bayi yang dilahirkan ranty akan segera memanggilnya papa
dan mama.tidak lama kemudian persalinanpun selesai dan mereka pulang
bersama-sama, entah kenapa di pikiran Ranty terbesit sesuatu yang bertentangan
dari perjanjian yang ia buat bersama keluarga suaminya itu.
hingga
pada waktunya tiba istri dari suaminya itu ingin meminta dan menggendong anak
Ranty dengan suaminya itu. Tiba-tiba Ranty menepis”tidak,,aku tidak akan
menyerahkan bayi ini kepada kalian”tapi kenpa Ranty?kamu sudah janji mau
memberikan bayi itu kepada kami”kata sang suami.”iya itu dulu,sekarang tidak
lagi.aku yang mengandungnya selama sembilan bulan,aku yang melahirkannya dengan
mempertaruhkan nyawaku,dan sekarang dengan mudahnya kalian mau merebut anak ini
dariku?lebih baik aku pergi dari sini sekarang,dan kalian jangan macam-macam untuk mengambil bayi ini
dariku”. Ranty?Ranty? Tunggu Ranty,sang suami mencoba menahannya supaya tidak
pergi namun sia-sia.
Sang
istri hanya bisa menangis,menangis dan menangis.”sudahlah,,jangan menangis
lagi,memang kita sudah di takdirkan hidup bersama tampa adanya seorang
putera”sang suami mencoba menghibur istrinya. “maafkan aku mas,aku kira dengan
kita memiliki anak meskipun dari perempuan lain kita akan bahagia,ternyata aku
salah mas, maafkan aku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar