Jumat, 17 Oktober 2014

drama keberkahan



KEBERKAHAN

   Sita adalah seorang gadis yang berumur 16 tahun.Sejak lahir dia sudah tidak pernah melihat wajah ibunya,dia anak tunggal yang tinggal bersama ayahnya,ayahnya meninggal ditabrak sebuah truk,ketika ia sedang menyebrang jalan kembali dari kerja menuju pulang.Sekarang Sita adalah gadis yang sebatang kara.dia bisa hidup karena ada belas kasih dari orang orang yang mau mengasihinya.
Sita         : (berjalan dengan tatapan kosong) saya lapar,saya lapar,saya lapar,saya butuh makan,saya                           butuh makan (melihat kearah orang yang sedang makan)
Ibu  sofi                : Mau apa kamu anak dekil,bau,kotor,menjijikkan,ccuuuuiiihhh.....
Sita         : Ibu,,,(Sambil melihat makanan yang dimakan ibu sofi,seakan akan menginginkan makanan itu
Ibu Sofi: heh,bau...ngapain kamu lihat lihat makananku,kamu mau ha...???
Sita         : (mengangguk) iya bu,aku boleh minta bu?? (dengan semangat)
Ibu Sofi: Enak saja kamu bicara,aku beli makanan ini dengan uangku drngan hasil kerja kerasku sendiri,enak saja mau minta,pergi sana menjijikkan (sambil mendorong Sita)
"Sita terdorong sampai badannya terjatuh menyentuh tanah"
Sita         : Ibu,kasihanilah saya,saya lapar bu,sudah dua hari saya tidak makan
Ibu Sofi: Terus aku harus bilang wow gitu?? mau kelaparan kek,mau kamu mati kelaparan kek,itu sama                 sekali bukan urusanku,pergi sana.
Sita         : (Berjalan dengan tertatih tatih sambil menangis)
"Sambil berjalan dia menemukan sisa bungkusan nasi"
Sita         : (Dia berlari sambil mengambil bungkusan nasi dengan semangatnya) Alhamdulillah,akhirnya    saya bisa makan juga,Yha Allah,terima kasih atas semua yang Engkau berikan Ya Allah.
"Di sebuah rumah kecil (gubuk) hiduplah sepasang suami istri yang sudah lama menikah,tapi mereka belum dikaruniai seorang putra sampai sekarang.
Istri        : Pak,bagaimana hasil pekerjaan sekarang??
Bapak    : Haduh buk,dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah,kerjaan bapak ya itu-itu    saja,kerjanya susah,dapatnya sedikit,bapak capek bu,jadi pemulung terus.
Istri        : Sudahlah pak,bapak jangan banyak mengeluh,kita memang miskin pak,tapi kita harus selalu     bersyukur karena kita dapat memenuhi kebutuhan kita,kita harus melihat kepada orang yang        bawah kita pak,banyak orang di luar saja yang jauh lebih tidak beruntung di banding dengan         kita.(sambil tersenyum)
Bapak    : hhmmm.....iya bu,bapak sampai lupa yang mau bersyukur
Ibu         : (senyum) oh iya pak,ngomong-ngmong kita sudah lama bersama tetapi kita belum juga di kasih              keturunan.
Bapak    : Iya bu,mungkin kita belum di karuniai anak karena Tuhan takut kalau kita tidak bisa memenuhi                 kehidupannya.
Ibu         : Tetapi aku ingin mempunyai buah hati pak.
Bapak    : Iya bu,sabar saja,pada suatu saat nanti pasti kita diberi keturunan.

Ibu         : hhmmmm......iya pak,ya sudah bapak istirahat saja,sudah malam,besok bapak harus berangkat              kerja lagi.
Bpak      : ya sudah bu,bapak ke kamar dulu ya
Ibu         : ya pak.
  "Keesokan harinya si bapak sudah siap-siap untuk berangkat kerja"
Bapak    : Ibu,bapak berangkat dulu ya??
Ibu         : Eh bapak tunggu dulu,ini tadi ibu masak untuk sarapan bapak nanti (senyum).
Bpak      : iya bu,terima kasih ,bapak berangkat dulu ya?? Assalamualaikum
Ibu         : Walaikumsalam (sambil salam)
  "Di perjalanan si bapak sedang memulung barnag-barang dan melihat seorang gadis sedang duduk sendiri sambil menangis"
Bapak    : (Sambil menghampiri gadis) nak,apa yang seedang kamu lakukan di sini??
Sita         : Saya takut pak,saya takut.
Bpak      : Takut kenapa nak,bapak tidak jahat kok,jangan takut ya!!
Sita         : Saya takut pak,di dunia ini saya tidak mempunyai siapa-siapa pak (sambil menangis).
Bapak    : Memangnya bapak sama ibu kamu kemana nak??
Sita         : Ibu saya meninggal saat saya di lahirkan pak,ayah saya meninggal sudah lama karena    kecelakaan,,sekarang saya tinggal sendiri pak,saya tidak punya apa-apa,rumahpun saya tidak            punya.
Bpak      : Kasihan sekali anak ini,bagaimana jika anak ini saya angkat menjadi anak saya dan tinggal di       rumah saya (berbicara sendiri). Nak,bagaimana jika kamu ikut bapak ke rumah,di rumah ada istri       bapak.
Sita         : Tidak usah pak,saya tidk mau merepotkan keluarga bapak.
Bapak    : Tidak apa-apa nak,sama sekali bapak tidak merasa kerepotan,oh iya...nama kamu siapa??
Sita         : Nama saya Sita pak.
Bapak    : Ya sudah Sita,ayo ikut bapak pulang!!
Sita         : (Mengangguk tanpa berbicara)
"Sesampai di rumahnya si bapak mengetuk pintu"
Bapak    : (tok,tok,tok) Assalamualaikum,ibu...bapak pulang
Ibu         : Waalaikumsalam,eh bapak sudah pulang (menatap heran sita) siapa gadis ini pak?? kenapa dia                bisa bersama bapak?
Bapak    : E....eee..begini bu,tadi di jalan bapak lihat dia sendirian,dia sudah tidak punya siapa-siapa,dia s                ebatang kara bu,jadi karena bapak tidak tega,bapak bawa saja ke rumah supaya Sita ini tinggal    bersama kita.
Ibu         : Apa..??? (kaget,tidak senang) dia pikir dia siapa pak,meskipun kita tidak bisa punya anak,tidak                 harus memungut anak orang juga pak,nanti apa kata orang-orang kalau dia tinggal bersama di                rumah kita?
Bapak    : Ssstttttt.....ibu jangan berbicara seperti itu,apa lagi di depan Sita jangan menambah masalah    Sita bu.
Ibu         : Bapak yang jangan menambah masalah,kita ini sudah miskin pak,makan saja kita sering              kekurangan apa lagi ada bocah ini yang sama sekali bukan keluarga kita.
Bapak    : Cukup bu,bapak tidak suka ibu berbicara seperti itu,pokoknya Sita harus tetap tinggal di sini.
Sita         : Sudah pak,mending Sita jangan tinggal di sini,Sita tidak mau merepotkan keluarga bapak dan   ibu.
Bapak    : Tidak Sita,kamu tidak boleh pergi (melihat ibu)
Ibu         : (Memalingkan wajah)

  "Keesokan harinya bapak pergi bekerja Sita hanya tinggal berdua dengan ibu"
Bapak    : Ibu,bapak berangkat dulu ya,Assalamualaikum
Ibu         : Walaikumsalam (dengan singkatnya)
  "Ibu menghampiri sita yang sedang membereskan rumah
Ibu         : Eeehhhh,,,,, kamu,apa kamu tidak malu tinggal di rumah orang yang bukan keluargamu??
Sita         : (Diam) eemmmm...ibu,ibu mau makan apa??
Ibu         : Eehhhhh ini anak,jangan sok baik deh,kita ini miskin,buat makan saja susah,kamu lagi datang   menambah susah.
Sita         : (Sedih) maafkan saya bu,saya memang tidak punya apa-apa,saya memang tidak pantas untuk                 tinggal di sisni bersama ibu dan bapak.
Ibu         : Baguslah kalau kamu nyadar.
Sita         : (Memasang wajah melas)
  "Ketika si bapak sedang memungut barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi,ada seorang perempuan yang sedang berjalan tergesa-gesa,sambil membawa tumpukan buku.Dia cantik,tinggi dan kaya"
(bbbbrruuukkkkkk)
Hani       : aaauuuuuu......(menurunkan badannya untuk mengambil buku yang jatuh)
Bapak    : Maaf,maaf,maaf bu saya tidak sengaja
Hani       : Oh tidak apa-apa pak,bapak mau kemana ?
Bapak    : Saya kerja bu
Hani       : Bapak kerja apa?
Bapak    : Ya beginilah bu kerjaan saya,memungut barang yang sudah tidak terpakai lagi,kemudian saya jual dan hasilnya bisa buat kami beli makanan.

Hani       : (Mengangguk mengerti) eemmmm....bapak,ini saya kasik kartu nama saya di situ juga                tercantum alamat kantor saya,besok pagi bapak bisa langsung datang ke kantor saya dan bapak     bisa bekerja di kantor saya.
Bapak    : e e e e (terbata-bata) te..terima kasih bu.
Hani       : Oh iya,nama bapak siapa?
Bapak    : Saya pak Samiri bu
Hani       : Oh,baik pak Samiri,saya tinggal dulu sampai ketemu besok di kantor saya
  "Kemudian bapak Samiri pulang,sesampainya di rumah dia menceritakan semuanya pada ibu Amina,istrinya'
Bapak    : Ibu,tahu tidak ? tadi saya bertemu dengan seorang perempuan,dia cantik,tinggi,kaya lagi bu    (dengan semangat)
Ibu         : iiihhhhhh......bapak kegatelan sama perempuan lain ya,bapak ngapain saja sama perempuan   itu (kesal)
Bapak    ; he..he..ibu cemburu ya?
Ibu         : Tidak (singkat)
Bapak    : Begini bu,tadi bapak bertemu dengan dia karenatidak sengaja  bertabrakan lalu dia       menanyakan pekerjaan bapak,ya bapak bilang saja pekerjaan bapak yang sebenarnya,lalu dia    memberikan ini bu (memperlihatkan kartu nama) dia bilang kalau bapak besok pagi di suruh            datang ke kantornya,dia mau ngasik pekerjaan sama bapak bu.
Ibu         : Yang benar pak? (kaget,bahagia)
Bapak    : Tidak,bohongan
Ibu         : (cemberut)
Bapak    : Iya lah ibu,itu benar.Eh..bu,ibu pernah berfikir tidak,semenjak Sita tinggal di sini kita keseringan             dapat rezeki.
Ibu         : (Memperlihatkan wajah judesnya) bapak selalu membangga-banggakan Sita,apa sih    istimewanya dia?
Bapak    : Hhhhuuuussss....ibu tidak boleh berbicara seperti  itu,Sita itu sudah menjadi anak angkat kita
Ibu         : Apa..??? anak angkat kita,bapak sungguh aneh (meninggalkan bapak sendiri)
  "Sita menghampiri bapak"
Sita         : Pak,sepertinya ibu tidak suka dengan kehadiran Sita di sini,lebih baik Sita pergi saja pak.
Bapak    : (Senyum) kamu anak yang baik sita,jangan berkata seperti itu nak,Sita tidak boleh pergi dari     rumah ini ya.
Sita         : (Mengangguk patuh)
  "Keesokan harinya,pak Samiri pergi mencari alamat kantor ibu Hani"
Bapak    : Ini,ini benar alamatnya,ya benar
  "Pak Samiri mengetok pintu (tok,tok,tok)"
Hani       : (Membuka pintu) ehh..bapak,......(diam sejenak)
Bapak    : Samiri bu...
Hani       : ah iya,bapak Samiri.Bapak,disini kan saya kekurangan OB,bapak bisa kan kerja di sini sebagai    OB?? bapak bisa bekerja setiap hari,dari jam 07.00 pagi hingga jam lima sore
Bapak    : Iya bu,iya saya bersedia,jadi kapan saya bisa mulai bekerja?
Hani       : Dari sekarang bapak sudah bisa mulai bekerja.
Bapak    : Oh iya,terima kasih ibu
Hani       : (mengangguk) mari saya antarkan bapak ke tempat bapak bekerja.
  "Bapak Samiri senang dengan pekerjaannya,dia sudah bekerja beberapa bulan,dan dia sekarang sudah menjadi setengah kaya,tidak miskin seperti sebelumnya lagi.Istrinyapun senang dan dia sudah tidak benci lagi kepada Sita karena dia menyadari apa yang di katakan suaminya ada benarnya.Dan pada malam hari terdengar percakapan bapak Samiri dan istrinya"
Bapak    : bu,bagaimana dengan pekerjaan bapak selama ini,ibu sengang kan?
Ibu         : Alhamdullah pak,kita sekrang sudah tidak miskin seperti dulu lagi,ya meskipun tidak kaya           seperti orang-orang pengusaha.
Bapak    : eemmmmm ...ya bu,ini semua berkat Sita,anak itu membawa berkah buat kita bu
Ibu         : Ya pak,sekarang ibu sependapat dengan bapak,Sita.....sita....sini sayang (memanggil Sita)
Sita         : Ya bu
Ibu         : Buatkan kopi hangat buat bapak
Sita         : Baik bu (tidak lama kemudian) ini pak kopinya,di minum dulu
Bapak    : Terima kasih Sita.Duduk nak!! Sita,ingin sekali sekolah kan,seprti anak-anak yang lain?
Sita         : Eeemmm ya pak
Bapak    :Sita boleh kok sekolah,Sita mau sekolah di mana itu terserah Sita,besok kita daftar ya nak
Ibu         : ya betul itu Sita,kamu harus sekolah,harus menjadi anak yang pintar dan bisa membanggakan                 orang tua.
Sita         :Ya bu,pak...saya akan berusaha untuk menjadi anak yang berbakti dan bisa membanggakan      bapak dan ibu
       Akhirnya bapak Samiri dan istrinya serta Sita hidup bahagia,pak Samiri yang senang dengan pekerjaannya,istrinya sebagai ibu rumah tangga,serta Sita yang sekarang sudah menjadi pelajar.

               






Tidak ada komentar:

Posting Komentar